Ayam Jantan Dari Timur Merupakan Sebutan Untuk Raja Yang Bernama
Actions (login required)
Sultan Hasanuddin adalah pahlawan berasal dari Sulawesi Selatan yang turut berjuang melawan Belanda. Sultan Hasanuddin dikenal sangat pemberani hingga dijuluki Ayam Jantan dari Timur oleh pihak Belanda. Seperti apa perjuangannya?
Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, tanggal 12 Januari 1631. Dia merupakan putra dari Raja Gowa ke-15, Sultan Malikussaid dan cucu dari Sultan Alauddin yang merupakan Raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam.
Dalam perjuangannya, dia dikenal sebagai sosok pahlawan yang berani, bijak, dan memiliki pengetahuan yang tinggi soal keagamaan. Tokoh pahlawan ini dikenal selalu menjadikan Al-Qur'an dan hadis sebagai pegangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sultan Hasanuddin juga dikenal sebagai figur dengan fisik yang elok, serta pribadi yang pemberani dan bertuah. Dia juga dikenal oleh banyak kalangan pada masa itu sebagai seorang yang penyabar, murah hati, dan pandai.
Untuk mengetahui perjuangan Sultan Hasanuddin, berikut ini ulasannya sebagaimana dikutip dari situs UIN Sunan Ampel Surabaya dan situs Kemdikbud RI.
Actions (login required)
Murniah, Dad and Untoro, Setyo (2016) Ayam Jantan dari Timur. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta. ISBN 978-979-069-008-0
Kejayaan Kerajaan Gowa oleh Sultan Hasanuddin
Di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Gowa mengalami masa kejayaan. Ia berhasil melawan penjajahan Belanda dan berjuang demi rakyatnya.
Sampai akhirnya, pada 12 Juni 1670, Sultan Hasanuddin wafat karena menderita penyakit plasenta pada usia 39 tahun.
Sultan Hasanuddin baru diangkat sebagai pahlawan nasional pada 6 November 1973.
Perlawanan oleh Sultan Hasanuddin
Atas peristiwa Enkhuizen, Sultan Hasanuddin akhirnya memimpin laskar dan armada Gowa untuk menyerang pertahanan Belanda di Buton pada 2 Maret 1655.
Belanda mengirim orang untuk berunding dengan Sultan Hasanuddin, namun ditolak. Kemudian pada 12 Juni 1660 Belanda kembali menyerang benteng pertahanan Gowa di Panakkukang dibawa pimpinan Johan Van Dam.
Penyerangan ini dapat dihentikan karena adanya perjanjian damai yang diadakan di Batavia pada 19 Agustus 1660.
Hal itu tidak menghentikan pihak Belanda yang justru mengadakan politik Devide et impera. Karena politik ini, Sultan Hasanuddin menyatakan pembatalan perjanjian perdamaian dengan mengusir seluruh orang Belanda dari wilayah Kerajaan Gowa.
Sultan Hasanuddin pun dibujuk oleh Gubernur Jenderal Belanda di Batavia Joan Maetsuycker. Tokoh ini ditawari hadiah persahabatan 109.433 gulden agar Sultan Hasanuddin bersahabat dengan Belanda.
Hadiah ditolak oleh Sultan Hasanuddin, bahkan tokoh tersebut menyerang benteng-benteng Belanda di Pulau Sula. Melihat Sultan Hasanuddin tidak mudah ditaklukkan dengan uang, Raad van Indie menetapkan pembinasaan bagi Kerajaan Gowa.
Julukan Ayam Jantan dari Timur dan Kisah Perjuangannya
Sultan Hasanuddin mendapat julukan oleh Belanda, yaitu De Haantjes van Het Oosten atau Ayam Jantan dari Timur. Julukan ini didapatkan karena perjuangan beraninya dalam melawan Belanda.
Salah satunya dalam peristiwa Enkhuizen pertama yang dimulai pada 2 April 1615. Peristiwa ini diawali oleh kedatangan kapal Belanda yang bernama Enkhuizen di Pelabuhan Somba Opu di bawah pimpinan Dirk de Vries, selaku Kepala Kantor Dagang Belanda VOC Abraham Sterck.
Kala itu, Kerajaan Gowa tidak ingin mengambil tindakan apapun terhadap musuh-musuh Belanda VOC itu. Akhirnya diputuskan penutupan kantor dagang VOC di Somba Opu.
Para pembesar Kerajaan Gowa naik ke atas kapal menyebabkan orang-orang Belanda menuntut agar orang-orang Makassar itu menyerahkan kerisnya dan dijadikan tawanan. Para pembesar menolak, hingga akhirnya peristiwa ini terus diingat oleh orang-orang Makassar.
Dari peristiwa itu juga, VOC melarang keras orang-orang Makassar melakukan perdagangan di Kepulauan Maluku. Ini menjadi tanda-tanda orang-orang Belanda akan menguasai Indonesia bagian timur.
Sultan Hasanuddin yang kala itu memimpin Kerajaan Gowa, berpendapat bahwa dunia dan lautannya diciptakan untuk seluruh umat manusia.
Kerajaan Gowa juga mengakui hak monopoli perdagangan VOC, menentang perbuatan sewenang-wenang Belanda di Kepulauan Maluku yang kaya rempah-rempah.
Hal ini dikarenakan orang-orang Belanda sewenang-wenang membuat peraturan yang sangat merugikan dan mengekang kebebasan orang lain, termasuk Kerajaan Gowa dan orang-orang suku Makassar.
Akhirnya Kerajaan Gowa berperang melawan penjajah Belanda dan sekutunya untuk mempertahankan kekuasaan dan sebagai perlawanan atas invasi yang dilakukan Belanda.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Murniah, Dad (2010) Ayam Jantan Dari Timur. Pusat Bahasa, Jakarta. ISBN 978-979-069-045-5